Nasihat untuk Abdullah Bukhari agar Bertobat
dari Tuduhan Khawarij terhadap Syaik Muqbil -rahimahullahu-

نصيحة لعبد الله البخاري المذعور بالتوبة عن منكر القول والزور
الشيخ العلامة يحيى بن علي الحجوري -حفظه الله

Nasihat untuk Abdullah al-Bukhâri agar Bertobat dari Tuduhan Khawarij terhadap Syaikh al-Imam Muqbil Bin Hadi al-Wadi’i -رحمه الله-
Oleh: Syaikh al-'Allamah Yahya bin ‘Ali al-Hajuri -حفظه الله-


بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan:
Kami mendengar bahwa Abdulloh al-Bukhori telah berbicara jelek tentang Syaikh Muqbil -rohimahullohu-, Markiz Dammaj serta Anda (Syaikh Yahya dan murid-muridnya)?

Jawab:
Benar.
Dia telah mengucapkan ucapan yang jelek tatkala Syaikh Muhammad Mani’ dan Syaikh Hassan bin Qosim hendak pergi berdakwah ke indonesia.[*] Sebagian hizbiyyun Luqmaniyyun di sana telah menelponnya atau yang sejenis dengan mereka. Mereka mengadukan tentang berita kedatangan masyaikh tersebut, yaitu kedatangan dua syaikh untuk berdakwah di jalan Allah, untuk mengajari manusia di sana. Al-Bukhori sangat terkejut sekali, bahkan kebingungan saat kedua Syaikh itu mau datang ke sana, maka dia terkadang mencela Syaikh Muqbil -rahimahulloh- dan murid-muridnya bahwa mereka itu menempuh jalan orang Khowarij, merendahkan Markiz Dammaj dan mencela seperti ucapan orang orang gila, tanpa latar belakang dan tanpa sandaran, tanpa ilmu dan tanpa kesabaran, dan tidak berhati hati dalam mengucapkan untuk merealisasikan firman Allah ta’ala:
[*] Yaitu mengacu kepada rencana Daurah Nasional dengan tema: Sabar dan Kokoh Meniti Jejak Salafus Sholih, yang mengundang Ulama Negeri Yaman: Syaikh Hasan bin Qasim ar-Raimi dan Syaikh Muhammad bin Muhammad Mani' al-'Ansi. Direncanakan diadakan pada 25-27 Rajab 1430H/ 18-20 Juli 2009M di Masjid Agung Baiturrahman Ngawi Jawa Timur Indonesia, kemudian dilanjutkan di Mahad Ittiba'us Sunnah Magetan selama sebulan. Qadarallahu wa ma sya`a fa'ala, Syaikhain terhalang masuk ke Indonesia, sehingga penyampaian materi digantikan oleh Asatidzyah Indonesia alumni Darul Hadits Dammaj dan dengan mengadakan telelink kepada Syaik Yahya al-Hajuri. Dan terasa sekali upaya-upaya hizbi Luqmaniyyun untuk menggagalkan daurah ini. Allahu musta'an. Edt.

وَقُل لِّعِبَادِي يَقُولُواْ الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلإِنْسَانِ عَدُوّاً مُّبِيناً
Dan katakanlah kepada hamba-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar)." (Al-Israa: 53)

وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسْناً
”... dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia.” (Al-Baqoroh: 83)

dan dia berupaya membela kebathilan Ubaid al-Jabiri.

SIAPA MENCELA SYAIKH UBAID DEMIKIAN MAKA DIA DEMIKIAN,
SIAPA YANG MENCELA DIA DEMIKIAN MAKA DIA DEMIKIAN.

Tanpa ada bukti dan kembali kepada bantahan salafiyyah yang ilmiyyah dan berpegang kepada kebenaran. Maka kejelekkan itu menimpa dirinya sendiri dengan kejelekan yang dahsyat, tidak memberikan kejelekan kepada kita sama sekali, segala puji bagi Allah. Juga tidaklah kejelekan itu menimpa dakwah dan tidak pula menimpa Syaikh Muqbil -rohimahulloh-, sebagaimana sebuah syi’ir:

”Apakah setiap lalat yang hinggap pasti aku akan mengusirnya? Kalaulah demikian keadaannya maka lalat itu mulia di sisiku.“

Tidaklah perkataan dia atau yang lebih tinggi dari dia, memberi arti sama sekali, juga tidak ada ”mahal minal i’irob“. Tidak akan ucapan itu berpengaruh kepada dakwah salafiyyah. Sesungguhnya hal itu hanya akan memberikan kejelekkan mereka sendiri, baik perkataanm ini hanya bentuk kefanatikan dari sebagian kepada sebagian yang lainnya atau dalam bentuk yang lainnya. Sebenarnya ini urusan salafiyyah dan bukan kefanatikan, ketika memperlakukan dari sisi salafiyyah bukan kefanatikan, kita bantah perkara yang menyelisihi al-haq (kebenaran). Baik dari arah dekat atau jauh, dan tidaklah orang yang menyelisihi kebenaran lebih tinggi daripada bantahan ilmiyah, baik itu Ubaid atau lainnya.
Jika engkau membaca ucapan dia, maka engkau ketahui bahwa dia adalah orang yang pendengki dan sangat fanatik dengan Adeny (Abdurohman al-Mari’i), yang telah tersia-siakan. Mereka benar-benar tergiring dalam hizbiyyah Adeny seperti tergiringnya kuda, kadang Ubaid, kadang Bukhori, kadang lainnya.

وَإِنْ أَدْرِي لَعَلَّهُ فِتْنَةٌ لَّكُمْ
(Dan aku tiada mengetahui, boleh jadi hal itu cobaan bagi kamu. (Al-Anbiya: 111)

Demi Alloh seandainya kalian tergiring semuanya, maka tidaklah bisa menolongnya dari apa yang dia perbuat dalam fitnah ini. Orang ini telah membentuk hizbiyyah dan menjadi fitnah dalam dakwah. Tidaklah kalian menolongnya kemudian bermadhorot kepada kami, sesungguhnya kasihanilah diri kalian wahai para pendengki. Dakwah salafiyyah di Hijaz dan Najd, kami dapatkan dikalahkan hizbiyyun, apakah dengan perbuatan kalian yang batil ini ingin melemahkan dakwah salafiyyah di Yaman?! Jauh hal itu dari kalian insya Alloh. Walaupun kalian tipu (kalian atau selain kalian), sebagian orang-orang bodoh dan lemah dengan cara mereka, berhasil (kalian tipu), hal itu tidak akan memberikan madhorot kepada dakwah selamanya, dengan ucapan itu maka Bukhori butuh bertobat, jika tidak maka balaslah!, Bukhori atau lainnya, ucapan yang keluar dari mulutnya sangat jelek dan merendahkan dakwah.

UCAPAN BUKHORI, ”APA ITU DAMMAJ? DARI DULU KAMI TIDAK PERNAH BERPRASANGKA BAIK KEPADA ORANG-ORANG DAMMAJ. BAIK ITU DI WAKTU SYAIKH MUQBIL MASIH HIDUP, APALAGI SETELAH WAFATNYA.”

Inilah perkataannya, kami tidak pernah mendapat bantuan dari mereka baik di masa peperangan juga di waktu aman. Inilah kenyataannya, kami tidak pernah mendapatkan prasangka baik dari mereka, tidak Syaikh Muqbil tidak pula kami (Syaikh Yahya dan para muridnya). Permasalahan bagi mereka adalah siapa saja yang sudah bergabung dan membantu mereka,maka mereka berusaha untuk membelanya, berusaha untuk menyatatakn bahwa dia itulah salafy yg benar, walaupun menjadi hina disebabkan perselisihannya terhadap banyak syari’at. Bukhori dengan perbuatan itu telah melapangkan dirinya menjadi JUWAIHIL (orang kecil yang bodoh), dan dia dalam ke congkakaan, bicara ngawur dan ta’ashub (fanatik) buta, menempuh jalannya UBAID, apa kamu tahu siapa UBAID?

”ITULAH TONGKAT, DULUNYA DARI TONGKAT YANG KECIL, DAN TIDAKLAH ULAR BESAR KECUALI MELAHIRKAN ULAR YANG KECIL.“

Demi Alloh, saya heran dengan kelancangan orang ini dari ketololannya yang sangat, dan dari lontaran ucapan yang sangat tidak terjaga dari apa diakibatkan dari pembicaraannya itu. Kami sudah melampahui tahapan ini wahai Bukhori, wahai Ubaid dan wahai orang orang yang mengacaukan dakwah, kami sudah menempuh tahap ini dan sudah berlalu dalam berdakwah. Dan termasuk keajaiban Bukhori dan kedustaannya mengatakan kepada orang-orang bodoh di indonesia, yang barangkali mereka itu butuh orang yang mengajarinya, tapi malah (Bukhori ) menipunya. Dia katakan:

"SIBUKLAH DENGAN DAKWAH! JANGAN KALIAN TERSIBUKKAN DENGAN MEREKA MEREKA YANG TOLOL! JANGANLAH MEREKA ITU MENYIBUKKAN DAN MEMALINGKAN KALIAN DARI DAKWAH!"

Yaitu janganlah mereka tersibukkan dengan kita, dengan Syaikh Muhammad Mani’, demikianlah pula Syaikh Hassan bin Qosim, dua orang salafy yang mulia yang lebih mulia keilmuannya daripada dia (Bukhori), lebih mulia sunnahnya daripada dia, dan lebih tinggi dalam menjaga dakwah dan ukhuwah serta semua kebaikkan daripada dia, maka sesungguhnya keadaan dia itu sebagaimana dikatakan,

”Bintang-bintang berkata kepada matahari, sinarmu tidak terang’
dan kegelapan bilang kepada subuh, warnamu gelap.“

Aku katakan, ”Sayangilah dirimu, engkau atau selain dirimu.” Demi Alloh maka kami katakan kepada kalian: ”Sayangilah kepala dan jangan sayangin gunung“, kami inginkan agar mereka bersikap dengan sikap salafy dalam memberikan nasihat kepada mereka para hizbiyyun yang telah terfitnah terlepad dari al-haq, tapi kenyataannya malah terseret oleh finah al-Adeny. Al-Adeny (Abdurohman al-Mar'i) termasuk murid markis ini, namun kalian terseret oleh fitnah salah satu murid markiz ini. Padahal Rosululloh menganjurkan untuk senantiasa tsabat (kokoh) dalam menghadapi fitnah Dajjal, lalu bagaimana keadaannya jika tidak kokoh dalam fitnah sebagian hizbiyyun?, Ini menunjukkan lemahnya ilmu, lemahnya kesalafiyyan, dan kedengkian terhadap dakwah ini baik sebelumnya atau setelahnya. Maka sungguh celakalah wahai Bukhori, dan demi ALLOH apalagi engkau telah mencela dakwah salafiyyah. Orang-orang kecil atau besar tidak akan peduli denganmu. Kami tidak akan peduli dengan orang yang lebih tinggi derajatnya dan kedudukannya daripada dirimu, sedangkan kamu di sisi kami hanya jawahil (kerdil dan bodoh). Dan mereka orang-orang indonesia yang kasihan mereka kamu tipu mereka, ( dengan ucapan ) ”Wahai Syaikh kami, wahai Syaikh kami.“ Dan tatkala kamu mendengarkannya kamu mengatakan ”Aku tidak tahu apa yang terjadi baginya!" Terjadi di otaknya keterkejutan yang dahsyat.
Dan kamu akan dapatkan pula di antara ahlus sunnah ada yang akan berlaku buruk kepadamu, maka kamu harus bertobat sampai bisa menutup apa yang muncul darimu, sehingga kami bisa memaafkan dan bermurah hati kepadamu, dan dada kami senantiasa terbuka dengan hal itu. Adapun jika kamu menginginkan tersebarnya kebathilanmu, dan kamu tipu sebagian orang orang yang menelponmu, baik itu dari Indonesia ataupun lainnya, ”SIAPA KAMU?" Jangan kamu terima dengan kefanatikan, kami menganggapnya salafiyyah, biarkan itu salafiyyah.

”SEORANG MUSLIM BERSAUDARA DENGAN MUKMIN LAINNYA, TIDAK BOLEH MENZHOLIMI, MEMUSUHI, DAN MENGHINANYA."

Adapun kefanatikan (ashobiyah). Apa karunia kalian atas kami? Apa keutamaan kalian di atas kami? Kamu atau Ubaid atau selain kalian, tidak sebelumnya dan tidak pula sesudahnya, Alloh telah menganugerahkan kebaikkan ini tanpa kemulian dari kalian, semua karunia ini bagi Alloh Subhannahu wa Ta’ala semata. Dan kamu akan dapatkan orang-orang yang membela Bukhori dengan kebathilan, seakan-akan ini adalah jaringan, mereka memutar balikkan dengan cara kefanatikan dan tanpa alasan yang benar.

”SIAPA MENCELA UBAID MAKA DIA DEMIKIAN.“

Ini omong kosong, ucapan ini mungkin anak kecil yang mengucapkannya.

”SIAPA MENCELA UBAID MAKA DIA DEMIKIAN.“

Tanpa adanya pembersihan dari apa yang dia telah rusak di dalamnya dengan ucapan dan perbuatanya yang bathil. Sungguh apa yang ditetapkan ini hanya omong kosong. Anda (Bukhori) punya bukti dengan membela kebathilan (Ubaid) telah membolehkan pemilu , membolehkan ihktilath (campur baur laki laki dan perempuan), berusaha memecah belah (ahlus sunnah), pembela hizbiyyun, penyebab kekacauan di Yaman, berbicara di Aljazair – Libya dengan kebathilan, dan Ubaid bilang: "Mereka itu sapi!" dan lain sebagainya. Anda punya bukti dalam membela dia (Ubaid) dan kamu tidak ada ucapan lain kecuali,

“SIAPA MENCELA UBAID MAKA DIA DEMIKIAN.“

Aku juga mampu untuk mengucapkan, "Siapa yang membela Ubaid dia orang lalai! Siapa yang membela Ubaid tanpa hujjah maka dia tolol!" Aku katakan demikian dan demikian…mungkin saja, akan tetapi suatu keharusan adanya hujjah-hujjah yang benar. Kenapa kalian berucap tanpa tanpa ilmu?! Kamu atau selainnya, kenapa?! Dan kalian menyangka bahwa diri kalian ini sebagai da’i salafi, kenapa kalian bicara tanpa kebenaran?, Alloh berfirman:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ
Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), (Al-Hadid: 16 )

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُونُواْ قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاء لِلّهِ وَلَوْ عَلَى أَنفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأَقْرَبِينَ إِن يَكُنْ غَنِيّاً أَوْ فَقَيراً فَاللّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلاَ تَتَّبِعُواْ الْهَوَى أَن تَعْدِلُواْ وَإِن تَلْوُواْ أَوْ تُعْرِضُواْ فَإِنَّ اللّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيراً
Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan. (An-Nisa: 135)

Dan dengan al-haq, yang dengan itu ditegakkan langit dan bumi, kenapa kalian menghadang dakwah salafiyyah di Dammaj?
Apa keutamaan kalian dengan hal itu, apa yang terlintas pada akal kalian dengan hal itu, apa tujuan kalian?
Musibah apa yang terjadi pada kalian dengan dakwah salafiyyah yang mengajak kepada kitab dan sunnah Rosululloh shallahu alaihi wa salam?!
Manusia keji, zholim, durhaka dan siapa saja yang dengan ucapan dan perbuatan yang sejenis itu, maka dia menjadi hina, Bukhori atau yang selainnya. Mereka tidak punya kedudukan sama sekali jika menentang dakwah ini.
Mereka mengatakan tentang kita,

”MEREKA MENCELA ULAMA“

Kami mencela orang-orang yang membela hizbiyyun, kalian telah menjadi penolong-penolong hizbiyyah, apa urusan kalian dengan murid-murid kami! Murid-murid yang di sisi kami telah melakukan perbuatan demikian dan demikian, lalu mereka pergi bersekutu dengan kalian, tiba-tiba satu di antara kalian dengan sangat mengejutkan berbicara tanpa ilmu, tanpa petunjuk, tanpa kebaikan bahkan tanpa akal. Sebenarnya tujuan utama jika masih ada kebaikan dari kalian cukup menasihati mereka. Adapun kalian menjadi pembela hizbiyyun atas kami, kalian senantiasa bangkit tidak henti-hentinya untuk memenuhi dunia dengan fitnah, hanya untuk membela Adeny dan komplotannya, kalian akan sia-sia wahai saudaraku! Jangan kalian sibukkan diri kalian dengan mereka, jika kalian mempunyai sisa akal! Kamu atau Ubaid !!!…..
Yang jelas Bukhori penyulut (fitnah), penyulut (fitnah), dulu seperti mereka lakukan, tatkala muncul fitnah Abul Hasan, beberapa saat dia lihat para masyaikh bangkit membela, maka diapun ikut-ikutan, sampai berkobarlah fitnah hizbiyyun Mar’iyyun lepaslah dia dalam barisan mereka. Mereka orang-orang hizbiyyun mereka ini pengail yang pergi kesana kemari, agar mereka yang di sana, masuk dalam perangkapnya. Demi Alloh aku nasihati kalian untuk lebih kasih sayang kepada diri-diri kalian, kalau kalian menginginkan persaudaraan. Kita saling bersaudara dengan sesama menginginkan persaudaraan sesama salafiyyah seagama, kita senantiasa memohon dan berusaha untuk merealisasikannya. Dan kalian berlaku sombong kepada kami. Kamu dan Ubaid al-Jabiri dan semisal dengan kalian, apa urusan kalian wahai saudaraku?, (rujukan) antara kita dan kalian, apa urusan kalian wahai saudaraku?, (rujukan) antara kita dan kalian adalah kitab dan sunnah, jika kalian masih menginginkan persaudaraan,

الْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ
”Seorang mukmin bersaudara dengan mukmin lainnya.“

Dan siapa berbuat kejelekan, maka tebusannya bertobat dan minta udzur. Dan kamu demi Alloh, sangat banyak butuh untuk berada di markiz dari beberapa markiz agar kamu belajar kitabulloh dan sunnah Rosululloh shalallahu alaihi wa salam. Kamu hafalkan al-Qur'an. Hafalkan Shohih Bukhori, Shohih Muslim, daripada kamu sibuk dengan kedua AL-MARI’E, daripada kamu sombong kepada kita, kepada dakwah, dan kepada Syaikh Muqbil kamu katakan,

”KHOWARIJ,KAMI TIDAK PERNAH BERPRASANGKA BAIK.“

Dan sebagainya. Seruan-seruan permusuhan, kebencian, yang bersumber dari kedustaan. Dengan kebenaran apa wahai saudaraku? Kebenaran yang mana? Engkau telah berjalan bersama hizbiyyun atas kami. Mereka itu murid kami, Mereka telah berbuat keji dan penebar fitnah, kami sudah mengarahkan mereka sampai capek, kami nasihati mereka, namun al-Mari’e tidak mengingkan terkecuali hizbiyyah, kami jelaskan keadaan mereka, apa urusan kalian ikut masuk ke dalamnya?!

Dari Abu Hurairah radhiyallâhu’anhu, dia berkata:
“Rasûlullâh shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda, “Di antara (tanda) kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat baginya”.” (Hadits hasan. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan selainnya seperti itu).

Yang jelas dia (Bukhori) telah membuat kejelekan untuk dirinya. Inilah kesimpulannya, dan dia tidaklah dia itu kecuali hanya buntut/ekor Ubaid, ikut-ikutan karenanya. Itulah apa yang kita dengar darinya. Kalau anda mendengarkan wahai saudaraku (Bukhori), anda akan terheran-heran dengan ucapannya, terkumpul di dalamnya aniaya, kezholiman, kebohongan, ketololan, jelek adab, jelek ahklaq, sempit dada dan lain sebagainya. Kalian menginginkan kita bersaudara di atas dasar kitab dan sunnah, kamu atau yang lainnya, atau Muhammad bin Hadi, atau siapa saja yang ingin melontarkan kepada kami dengan kebathilan, kita bersaudara.

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. (Al-Hujurot: 10)

وَمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ مِن شَيْءٍ فَحُكْمُهُ إِلَى اللَّهِ
Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka putusannya (terserah) kepada Allah. (Asy-Syuro: 10)


فَإِن تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللّهِ وَالرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ
Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian (An-Nisa: 59)

Ribuan dai (di Dammaj), salah satu di antara kalian tidak mampu menyerupai satu di antara mereka, baik dari sisi hafalan juga keilmuan, lalu kalian merendahkan mereka, berlaku sombong kepada mereka, daripada kamu tukar persaudaraan bersama mereka atas landasan hizbiyyin atau yang lainnya. Ribuan dai negara Yaman dan yang lainnya kau giring kepada hizbiyyin, dan berlaku sombong kepada kami, kalian cela dakwah, cela Markiz Dammaj, cela syaikhnya baik secara mujmal atau rinci, tidak mengenal persaudaraan, tidak mengenal manhaj salafi, dan para penegaknya. Juga tidak mengenal dakwah, tidak pula tahu hak-haknya serta manfaatnya,

اَّ يُحِبُّ اللّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوَءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلاَّ مَن ظُلِمَ
Allah tidak menyukai ucapan buruk , (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya (An-Nisa: 148)

Maka barangsiapa yang ingin berbuat aniaya kepada kita, sebenarnya dia hanya mengantarkan kejelekan untuk dirinya, dan barangsiapa yang menginginkan persaudaraan, kita tidak akan berbuat aniaya kepada siapapun. dan kita tidak berbuat aniaya kepada seorangpun, kita dan mereka bersaudara di manapun mereka berada. Tidak ada seorangpun yang lebih mulia di antara kita setelah ALLOH subhahanah wa ta’ala, dan setelahnya orang-orang yang memiliki keutamaan dalam dakwah dari orang-orang yang sudah di kenal. Adapun mereka wahai saudaraku, masih mungkin duduk belajar, masih mungkin untuk beradab, masih mungkin juga mengambil hakekat–hakekat dari sumbernya, tidak mengambil pemutarbalikan fakta dari hizbiyun. Dan menjauhkan dari saudara mereka orang-orang di Dammaj. Membuat rasa jijik dengan mereka dan memungut omongan-omongan. Ini tidak benar! Kami katakan ini, karena kami menganggap kebenaran,

”Sesungguhnya pemilik kebenaran itu memiliki ucapan.“

Kebenaran dalam fitnah ini ada padaku, pembuat fitnah itu muridku dari markiz ini, orang-orang terfitnah, lalu aku jelaskan keadaan mereka, lalu bangkitlah orang-orang berfanatik dengan dia, satu lagi dari sana, satu lagi dari sana, dengan bukti apa?, kebenaran yang mana?, kalau kalian katakan,

انصر أخاك ظالما أو مظلوما
"Tolonglah saudaramu yang zholim atau yang dizholimi.“

Mereka orang-orang zholim yang telah memecah bela dakwah! Dan barangkali kalian ingin melangsungkan pembelaan kepada mereka dengan tujuan-tujuan yang Alloh Maha Tahu dengan hal itu! Kalau bukan tujuan itu, lalu apa pendorong kalian sebagai pembela? Ini fanatik. Jika ada seorang yang menelponnya seakan-akan hilang perasaannya, wahai saudaraku! Dengarkanlah ucapakanku! Kadang orang hizbi menelponmu, orang sunni menelponmu, orang yang memiliki tujuan tertentu menelponmu, kadang ada orang yang tidak diketahui keadaannya menelponmu. Berkumpul orang orang sekelilingmu, Alloh yang telah tahu tentang keadaan mereka,,hadir di sekitarmu yang engkau tidak tahu dari arah mana (kelompok apa) mereka dan tujuan apa mereka, maka jangan hilang perasaanmu, hanya sebab telpon, dan kamu terus melempari salafiyyin , melempar dakwah salafiyyah, dasar cabangnya, jangan hilang perasaanmu wahai saudaraku!

إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ
Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (Ar-Rod: 19)

Bahkan jika orang orang berkumpul di sekelilingmu, ALLOH yang lebih tahu tentang mereka, dan engkau mampu untuk memberikan manfaat kepada mereka, dan engkau mampu untuk memberikan mamfaat kepada mereka dengan senantiasa berpegang kepada kebenaran, tidak butuh tanya berapa yang hadir bersama kita! Siapa yang hadir akan hadir. Pada asalnya senantiasa menjaga ILMU dan PENTUNJUK, pada asalnya tetap menjaga hubungan persaudaraan se-Islam, seagama, yang kita senantiasa mengajaknya. setiap ada orang yang berbuat aniaya kepada kita, kita katakan kepadanya, ”Bertaubatlah wahai saudaraku kepada Alloh!" Demi Alloh jika engkau enggan maka jangan salahkan kecuali dirimu sendiri.

Dan sebagai bukti bahwa bukhori ini penakut , bahwasanya dia mengatakan kepada mereka,

”APAKAH KALIAN REKAM PEMBICARAAN INI?” MEREKA KATAKAN, ”IYA“, DIA BILANG, ”JANGAN KALIAN SEBARKAN! JANGAN KALIAN SEBARKAN! BIAR INI UNTUK DIRI KALIAN, JANGAN KALIAN SEBARKAN !!!"

Demi Alloh sekarang kita bicara dan menyebar internet, sebarkan!!! Karena itu kebenaran! Tatkala ucapan itu bathil, aniaya, permusuhan, kedustaan, dan kesombongan, mereka akan segera menguburkan pembicaraan ini, mereka segera berangsur-angsur berlindung kepada temannya. Sebagaimana telah tsabit dari Hasan bin Ali rodhiallohu anhuma,

”Kejujuran itu menjadikan ketenangan dan kedustaan itu menjadikan keragu-raguan.“

Dia tidak menginginkan ucapannya itu didengar oleh orang-orang yang mengikari kebobrokan ini! Kalau anda memiliki kebenaran, maka tunjukan! Baik berupa kitab, atau kaset, bantahlah! Bantahanlah dengan cara ilmiyah! Mari kita sambut! Berapa banyak kalian memprovokasi kami dari hizbi jadid, mereka bantah di situs-situs (wahyain ) atau (situs lumpur becek) dan situs-situs lainnya, dan kami membantahnya, dan kami menjelaskan kedustaan-kedustaan mereka, dan kami akan menjelaskan apa yang tersembunyi, dan kami tidak peduli! Dan kami mengetahui bahwa kami tidak gentar melawan orang orang yang menyelisihi dengan sebab itu. Adapun dia (Bukhori) yang telah berbicara mencaci–maki mencela menyerukan, dan seterusnya dari ucapannya, lalu di akhir pembicaraan ia mengatakan:

”KALIAN REKAM INI? JANGAN KALIAN SEBARKAN!“

Alangkah bagusnya apa yang dikatakan,

”SETIAP ILMU YANG TIDAK TERTULIS (di kertas) akan hilang, dan setiap rahasia yang melebihi dua orang akan menyebar.“

Dan tatkala dia merasa bahwa dia akan terungkap, lalu dia memulai menyebar ucapan yang jelek dengan mengucap:

”AKU TIDAK BERMAKSUD, AKU TIDAK MENGHENDAKINYA.“

Bagaimana kamu tidak bermaksud? Padahal ucapanmu itu jelas! Sebagaimana terangnya matahariu di siang bolong! Kamu cerca ahlus sunnah, kamu cerca Syaikh Muqbil dan para muridnya, bahwa mereka orang-orang Khawarij, dan kalian tidak pernah berprasangka baik kepada mereka dan kalian demikian, demikian… dan seterusnya. Lalu kamu katakan, ”Aku tidak menghendakinya, aku tidak memaksudkannya." Di mana dirimu tinggal? Kemana pikiranmu wahai Bukhori? Siapa yang memajukkan pikiranmu wahai saudaraku?

”SEMOGA ALLOH MENGHORMATI SESEORANG YANG MENGETAHUI KADAR DIRINYA.“

Kamu, atau orang-orang yang mencela dakwah salafiyyah, Ubaid al-Jabiri dalam nasihatnya yang zholim, yang tidak ada rasa kasih sayang,
1. Bagi orang orang asing supaya tidak belajar ke Dammaj,
2. Semua pengawal untuk meninggalkan al-Hajuri,
3. Selayaknya bagi semua murid untuk pergi dari Dammaj
Yaitu perintah kemiliteran dari manusia yang sangat pendengki dan linglung dalam masalah ini, dan kamu mengikuti langkah-langkahnya?
Malulah terhadap diri kalian wahai saudara-saudaraku. Ini adalah aib (tercela) buat kalian. Kalian tidak lebih tinggi dari kami, dan kami tidak lebih tinggi dari kalian, sebagaimana sabda Rosululloh shallahu alaihi wa salam,

”KALIAN SEMUA KETURUNAN ADAM, DAN ADAM DARI TANAH.“

Antara kita dan kalian adalah kebenaran dan sunnah, maka jika ingin membantah hendaknya menertibkan pembicaraan. Adapun ini membebek kepada Ubaid dari sisi banyak bicaranya, satu lembar berisi tujuh belas celaan yang di ketahui Ubaid, dan ini di kaset atau banyak kalimat. Kadang menuduh kami Khowarij dan bahwa kami telah keluar dari agama, atau sebagaimana yang sema’na dengan ucapannya. Seakan-akan setiap yang datang dari satu orang dengan membawa satu perkara ,lalu merekapun condong kepada lainnya, atau semisalnya dari kalimat kalimat ini.
Dibangun dakwah salafiyyah (di Darul Hadits Dammaj) dari penghafal al-Qur’an, segala puji bagi Alloh, penghafal Shohih Bukhori dan Muslim dan yang lainnya.
Dakwah telah memenuhi dataran dan pengunungan, lalu datang Bukhori atau seribu Bukhori, lalu mereka merendahkannya. Kemuliaan apa pada diri kalian atas kami?! Demi Alloh kita tidak peduli! Mereka adalah orang-orang rendahan di sisi kalian, mereka adalah antek-antek kalian, dan yang semisal dengan kalian, pengikut Adeny. Adapun kami dalam kemuliaan. Segala puji bagi Alloh. Dakwah kita sesuai keridhoan Alloh azza wa jalla. Dakwah kita lebih tinggi dari jamiyah-jamiyah hizbiyyah, lebih tinggi daripada orang orang yang sombong dengannya. Kami tidak mempedulikannya! Lebih tinggi daripada bid’ah dan khurofat, dan semua berada di atas landasan kitabulloh dan sunnah Rosul-Nya, di sisi kami kitabulloh tanpa kesombongan, tanpa hawa nafsu, tanpa perbuatan aniaya, tanpa permusuhan, kita meminta taufiq kepada Alloh.

Trasnskrip terjemahan ini pernah dijelaskan oleh Abu Hazim Muhsin Muhammad Bashory, saat berlangsung Muhadharah di Bekasi pada tanggal 11-12 Muharram 1432H. Penerjemah transkrip: Abu Arqom Mushlin bin Muhammad Bashory.

Sumber

Nasihat untuk Abdullah al-Bukhori
http://www.aloloom.net/show_sound.php?id=6455

Posting-posting Terkait

>>> Nasihat untuk Abdullah Bukhari agar Bertobat dari Tuduhan Khawarij terhadap Syaik Muqbil -rahimahullahu-
>>> Hunusan Pedang Yaman: Bantahan untuk Abdullah al-Bukhari

http://islam-itu-mulia.blogspot.com/2011/10/nasihat-untuk-abdullah-bukhari-agar.html